Bunga Rampai Aceh

Selamat Datang Di "Bunga Rampai Aceh" Http://ChaerolRiezal.Blogspot.Com

6 September 2012

Sebuah Surat Peringatan

Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada Ku, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepadaKU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidup mu hari ini dan kemarin.

Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa Ku, tetapi engkau terlalu sibuk.

Disatu tempat, engaku duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berfikir engaku akan berbicara kepada Ku, tetapi engaku malah menelephone seseorang teman untuk mendengar gosip terbaru. Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu Aku berfikir engaku terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepada Ku.

Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada Ku, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukan kepalamu. engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut nama Ku dengan lembut sebelum mereka menyantap rezeki yang Ku berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah, tidak apa-apa masih ada waktu yang tersisa dan Aku berharap engkau akan berbicara kepada Ku, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. setelah tugasmu selesai engkau menyalakan TV, Aku tidak tahu apakah engkau suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepada Ku.

Saat tidur Ku pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur tanpa sepatahpun nama Ku kau sebut. Tidak apa – apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu. Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata doa, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu. Baiklah, engkau bangun kembali dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi Ku sedikit waktu untuk menyapa Ku.

Tapi yang Aku tunggu... ah, tak jua kau menyapa Ku. dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti lagi, kau masih mengacuhkan Aku. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepada Ku.

Apakah salah Ku pada mu? Rezeki yang Aku limpahkan, kesehatan yang Aku berikan, Harta yang Aku limpahkan, makanan yang Aku hidangkan, anak-anak yang Aku rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada Ku? Percayalah Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap berharap suatu saat kau akan menyapa Ku, memohon perlindungan Ku, dan bersujud menghadap Ku.

Yang selalu menyertaimu setiap saat...
SANG PENCIPTA ALLAH SWT...

Tahukah Anda !.

Berapa lamakah waktu yang di perlukan untuk menghitung dari 1 sampai dengan 1 triliyun (1.000.000.000.000) ?

Sekiranya setiap 1 satuan di perlukan waktu 1 detik, maka diperlukan waktu 1triliyun detik, atau sama dengan 16,67 miliyar menit, atau sama dengan 277,78 jam, atau sama dengan 11,57 juta hari, atau sama dengan 31.709,79 tahun (tiga puluh satu ribu tujuh ratus sembilan tahun).

Jadi, anda bisa membayangkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghitung semua uang yang di korupsi oleh para penjabat dan konglomerat Indonesia, yang tingkat korupsinya merupakan yang tertinggi di dunia.

“Kaca, Persolen, dan Nama Baik adalah sesuatu yang
gampang sekali pecah, dan tak akan dapat
direkatkan kembali tanpa meninggalkan
bekas yang nampak”.
(Benjamin Franklin)

Oleh : Chaerol Riezal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar